Friday, March 2, 2012

Malacca, World Heritage City

Liburan ke Melaka bulan Oktober tahun lalu memang sudah saya rancang sedemikian rupa demi kelancaran, kenyamanan dan keamanan kami. Mengingat Papa saya yang kakinya baru selesai dioperasi sebulan sebelum kami berangkat dan sedang dalam tahap pemulihan. Itinerary sudah saya tulis dalam sebuah buku catatan. Semua saya tulis dengan detail dan rinci mulai dari harga tiket pesawat, hotel, sewa mobil, juga hal penting lainnya seperti nomor telepon yang diperlukan.

Singkat cerita, pagi itu pukul 9 pagi saya meminta pemilik rental mobil untuk mengantarkan mobilnya ke tempat meeting point yang telah ditentukan.

Setelah melakukan perjalanan Kuala Lumpur - Melaka selama kurang lebih 2 jam menggunakan mobil pribadi dan Voila! Sampailah saya di Kota Melaka yang terkenal sebagai kota bersejarah dan menjadi salah satu kota warisan dunia dalam payung UNICEF. Rasa penasaran saya terbayarkan dengan keindahan tatanan kota ini yang apik dan rapih. Bangunan-bangunan tua di rawat oleh pemerintah. Bangunan-bangunan tua yang memberikan nilai tambah di bidang pariwisata. Saya berhenti di sisi kota Melaka yang disebut sebagai "Stadhuys", yaitu bangunan serba merah dan dilengkapi sebuah menara jam. Wilayah ini ramai di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing.

Stadhuys merupakan sebuah bangunan bersejarah yang terletak bersebelahan dengan Gereja Christ di Jalan Laksamana. Bangunan ini didirikan pada tahun 1650 sebagai penempatan resmi Gubernur Belanda dan Wakil Gubernur, di mana struktur bangunan ini melambangkan seni desain Belanda yang halus. Bangunan ini juga memiliki catatan sejarah di bidang pendidikan, yang mana pada abad ke-19 ketika pemeritahan Inggris, sebuah sekolah yang di kelola oleh kaum pendeta dikenal sebagai Malacca Free School dibangun di pekarangan Gedung Stadthuys. Ketika itu pendidikan sekolah diberikan gratis oelh Inggris. Namun kebanyakan siswa yang bersekolah di situ terdiri dari anak-anak China kaum kaya.

Setelah memarkir mobil, tempat pertama yang saya kunjungi adalah Museum Sejarah, Etnografi dan Sastra. Isi museum ini menggambarkan bagaimana kota Melaka pada zaman Portugis dahulu secara detail. Mulai dari sistem mata uang, adat pernikahan, sistem perparitan, rumah penduduk sampai mata pencaharian penduduk dari ras Melayu, China maupun India pada masa itu.

Selain Museum Sejarah, Etnografi dan Sastra dan Gereja Christ, ada juga Museum Baba Nyonya, Museum Belia Malaysia, Museum Maritim. The Stadthuys di lewati oleh jalur "Melaka River Cruise", yaitu wisata sungai yang mengelilingi juga mengunjungi tempat-tempat wisata di Melaka. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan dengan berkeliling kota. Mengunjungi tempat berbelanja souvenir dan beberapa barang lainnya, Jongker Walk, yang mana toko-tokonya kental dengan arsitektur bangunan tua khas Portugis. Di Melaka, museum jauh lebih banyak jumlahnya di banding tempat perbelanjaan seperti Mall. Di sini juga, bangunan-bangunan tua kebanyakan berfungsi sebagai museum kecuali gereja-gereja tua yang masih digunakan sebagai tempat ibadah oleh umat kristiani di sana.

Di beberapa kota di Indonesia justru sebaliknya, bangunan-bangunan tua berlomba-lomba untuk di hancurkan dan di gantikan dengan bangunan baru dan tidak sedikit yang dibangun ulang untuk sebuah Mall. Seandainya pemerintah Indonesia mempunyai tingkat kesadaran seperti pemerintah Malaysia. Jadi, jangan heran dan jangan marah kalau ada budaya atau apapun milik kita yang diakui bangsa lain!

Hobi Traveling itu..

Dua hari yang lalu saya bermimpi berlibur bersama mbak Trinity, traveler paling hitz (pake Z) seibu pertiwi. Hehe. Mimpi itu sepertinya disebabkan karena sebelumnya saya sedang membaca buku #TNT3 sampai akhirnya tertidur. Hebatnya, dalam mimpi itu seorang trinity bertanya kepada saya mengenai rute perjalanan setelah kita tersesat di sebuah tempat asing dan sampai akhirnya kita di temukan warga setempat. Di mimpi itu saya girang banget bisa traveling bareng Mbak Trinity. Sampai-sampai lagi tersesat gitu aja saya bisa senyum-senyum sampai ketawa-ketawa. Haha.

Seringnya membaca cerita perjalanan Mbak Trinity ini betul-betul memberikan dampak yang sangat ngga bagus. Selain masuk ke dalam mimpi, hasrat traveling semakin menggebu-gebu. Baru aja pulang traveling, besoknya langsung heboh merencanakan perjalanan selanjutnya. Dan rasanya hidup langsung semangat dan tambah bahagia begitu tau bakal jalan-jalan lagi (walaupun masih rencana). Hehe. Seperti beberapa minggu lalu, tepat sehari setelah saya abis pulang dari Cina, kebetulan Airasia lagi mengadakan promo Big Sales dan saya mendapatkan (lagi) tiket murah ke Shenzen. Saya langsung menghubungi mamanya pacar saya. Tanpa pembicaraan lama, kami langsung memesan tiket tersebut.

A vacation is like love - anticipated with pleasure, experienced with discomfort, and remembered with nostalgia.
— Unknown

Antusiasme saya dengan traveling memang ngga pernah ada matinya. Meski kadang traveling dengan duit pas-pasan, meski harus nabung mati-matian dan meredam keinginan untuk belanja, hal itu ngga pernah menyurutkan semangat jalan-jalan. Saya sampai ikut program Tabungan Rencana di salah satu bank, yang nantinya setelah setahun, saya cairkan dan saya pakai untuk menambah biaya jalan-jalan.
Hobi traveling saya bukan karen ikut-ikutan ataupun karena lagi trend. Ini semua bermula semenjak saya kuliah di Malaysia dimana akses ke negara ASEAN semakin mudah dan murah. Di tambah lagi, setiap abis baca cerita jalan-jalan orang lain seperti ceritanya Mbak Trinity semakin terhipnotis dan super ngiler!
Jam terbang jalan-jalan saya sih ngga ada apa-apanya dari Mbak Trinity ini. Tapi seiring waktu berjalan, semoga saya bisa seperti beliau, Fulltime Traveler dan Traveler Writer. Jalan-jalan sambil di bayar atau Di bayar karena jalan-jalannya. Amin. Hehe.

Traveling itu menyenangkan. Traveling juga ngga perlu keluar negeri. Saya kadang heran sama salah teman saya yang ngga begitu suka traveling. Bukan karena ngga ada duitnya, atau ngga dapet cuti kantor atau ngga bisa bolos kuliah, tapi konon mereka lebih suka uangnya habis untuk belanja baju atau handphone atau yang lainnya. Ada juga yang beralasan karena takutlah, ngga ada temennya lah, ntar beginilah, begitulah. Padahal traveling itu menambah wawasan, pengalaman dan bikin kita tambah cinta sama Indonesia loh.. Takut itu bukan alasan. Kalau kata Mbak Trinity, "Worrying gets you nowhere".
Lao Tzu juga bilang, "A journey of a thousand miles must begin with a single step.” Jadi, gimama mau berjalan thousand miles kalau single step-nya aja ngga di mulai. Hehehe.

All travel has its advantages. If the passenger visits better countries, he may learn to improve his own. And if fortune carries him to worse, he may learn to enjoy it. – Samuel Johnson

Yuk! Kita traveling supaya kita semakin cinta negara kita sendiri. Supaya ngga complaint sama hal-hal jelek yang ada di negara kita. Karena sesungguhnya negara kita itu jaauuhh lebih baik dari negara lain.

Friday, January 20, 2012

Flashpacker nekat ke Phuket

Tanggal 23 November sampai 28 November 2011 kemaren saya, pacar dan teman saya baru saja melakukan trip ala flashpacker.

Jakarta - Kuala Lumpur
Berbekal tiket promo Airasia Jkt-KL PP seharga Rp.225.000,- yang sudah di beli sejak bulan februari kemarin, kami bertiga berangkat berlibur yang tanpa persiapam. Bagaimana tidak, saya dan teman saya, Yeri, baru siap dana dua hari sebelum kami berangkat. Sedangkan pacar saya? 23 sore baru bilang kalau dia juga jadi berangkat. Gila kan?
Pada dasarnya, kami beli tiket promo Airasia ini pun hanya iseng. Berangkat sukur, ngga berangkat ya udah.
Singkat cerita, kami sampai di Kuala Lumpur pukul 2 dini hari waktu sana. Dari bandara, kami langsung ambil bis LCCT-Puduraya seharga RM 9 saja. Sesampai di Puduraya, kami tidak bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Hatyai, destinasi pertama kami untuk menuju Phuket. Akhirnya, kami menunggu di restoran India. Setelah nunggu beberapa jam, kami berangkat menuju Penang pukul setengah 7 pagi. Berhubung jadwal bus pertama ke Hatyai baru berangkat pukul 9 pagi dan kita merasa wasting time nunggu sampai selama itu, akhirnya kita ambil bus ke Penang. Katanya, dari sana ada van langsung ke Hatyai dengan harga sekitar RM 20-an/orang.

Kuala Lumpur - Hatyai
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam, pukul setengah 12 kami sampai di terminal bus Sungai Nibong, Penang. Begitu turun, kami langsung di sambut oleh para calo, obrol punya obrol, van ke Hatyai berangkat pukul setengah satu.
Setelah si calo telfon sana, telfon sini, mondar-mandir, ternyata van itu berangkat jam 12 dan baru 5 menit yang lalu berangkat! Kita ketinggalan. Bingung jadinya, karna semua itinerary yang sudah di atur jadi berantakan. Van baru ada lagi jam 15.30, sedangkan jam segitu kita harus sudah sampai di Hatyai. Akhirnya kami memilih naik bus ke Padang Besar pukul 13.00 dengan harga RM 18.80, yaitu, wilayah border antara Malaysia-Thailand yang lainnya setelah Bukit Kayu Hitam.
Sampai di Padang Besar pukul 16.00, agak molor dari perkiraan waktu. Turun dari van langsung di sambut tukang ojek. Tawar menawar selesai, kami langsung naik ojek di anter ke tempat van menuju Hatyai. FYI, harga tiket van Padang Besar ke Hatyai ini hanya RM 6 / 55 baht atau sekitar Rp.18,000,- saja untuk jarak tempuh 45-60 menit.

Hatyai - Phuket
Sesampainya di Hatyai, kami minta di turunkan di terminal busnya. Pertama-tama kita di anter seorang calo (lagi) ke sebuah travel agent. Kami bertanya-tanya harga tiket dan kendaraan apa yang tersedia untuk ke Phuket. Ternyata harganya jauh lebih mahal daripada beli tiket langsung di loket di terminalnya. Kalau travel agent menjual dengan harga 700 baht untuk bus VIP, di terminal di jual dengan harga 500 baht. Jadi, tiket bus Hatyai - Phuket tersedia dalam 3 kategori, yaitu, tiket ekonomis seharga 267 baht, semi-VIP 350 baht dan 500 baht untuk VIP. Perbedaannya terletak pada model kursi dan ketersediaan toilet dalam bus.
Akhirnya, kami mengambil bus pukul 20.10. Sambil menunggu bus berangkat, kami melipir ke sekitar terminal untuk cari makan. Ketika kami ingin menyambangi 7 eleven, kami bertanya ke penduduk lokal, apa pasar malam Pettai buka hari ini, yang saya ingat pasar itu hanya buka pada hari Jumaat-Minggu saja. Mereka bilang buka dan akhirnya kita pergi ke sana. Sampai di pasar tersebut, rencana makan gagal begitu melihat deretan baju-baju yang di gantung di toko-toko.

Hatyai - Phuket - Patong
Perjalanan yang panjang membuat kami semua terlelap. Walaupun pergi dengan bus ekonomis, hal ini tidak mengurungkan niat kami untuk tidur. Busnya cukup bersih dan bagus, di tambah lagi di sediain selimut di setiap kursi. Hatyai - Phuket memakan waktu 7 jam. Untuk yang mudah bosan dan capek, saran saya, kalau hanya ingin mengunjungi Phi Phi, lebih baik mengambil rute Hatyai - Krabi karena hanya perlu waktu 4 jam saja dan Krabi - Phi Phi 2 jam menggunakan kapal ferry. Sementara Hatyai - Phuket 7 jam dan Phuket - Phi Phi sama seperti Krabi -Phi Phi.
Kalau kalian ke Phuket menggunakan van, kalian akan di turunkan di hotel yang di tuju atau di daerah wisata seperti Patong. Tapi, berhubung saya naik bus, jadi saya di turunin di terminal bus di Phuket Town. Dari Phuket Town ke Patong harus sambung kendaraan lain, bisa dengan van atau taxi atau ojek. Ongkosnya bervariasi mulai dari 150 baht/org untuk van dan ojek atau 450 baht/mobil untuk taxi. Di Phuket harus pintar nawar, kalau nggak kita bisa di tipu habis-habisan sama penduduk lokal. 
Berhubung ongkos yang mahal dan melebihi dari budget yang sudah kita tentukan, akhirnya saya menyuruh Ai untuk mengajak 2 bule yang tadi satu bus dengan kita. Mereka juga bingung mau kemana dan naik apa. Obrol punya obrol, akhirnya kami berlima (plus 2 bule) pergi ke Patong naik van dengan ongkos 100 baht/orangnya.
Sampai di daerah Patong, tepatnya di sekita Andaman Sea Suites Hotel, banyak deretan hotel dan apartment dengan bangunan minimalis. Tarif permalamnya pun bermacam-macam. Dari beberapa hotel dan guesthouse yang saya sambangi, rata-rata menawarkan harga berkisar 800-1500baht/malam/kamar dan dikenakan extra charge/extra bed kalau di huni lebih dari dua orang. 
Setelah keliling ke beberapa tempat, ternyata hanya ada 1 hotel yang bersahabat dengan kantong kami. Pemiliknya memberi harga 800 baht untuk kami bertiga denga 1 queen bed dan 1 twin bed. Sebetulnya, rate mereka 1200 baht kalau check in pukul 12 siang, tapi karena kami check in pukul 4 pagi, makanya kami di beri harga murah.


Sightseeing Phuket
Paginya, pukul 10, kami pergi ke travel agent untuk beli tiket ferry nyebrang ke Phi Phi. Tanya sana - sini, akhirnya, kami menemukan satu travel agent yang menawarkan harga paket Island Hopping murah + kamar di guest housenya. Jadi, setelah kami berdiskusi dengan si Ibu pemilik travel dan guest house ini, rencana kami menginap di Phi Phi ngga bisa terlaksana. Karena setelah menghitung-hitung waktu mengikut itinerary yang udah di buat, pacar saya akan ketinggalan pesawat yang di jadwalkan take off pukul 7 pagi hari senin. Akhirnya, kami merombak total rencana perjalanan dan memilih tetep stay di Phuket dan akan pergi Island Hopping ke Maya Bay,dkk melalui Phuket.
Sebagai informasi, di Phuket banyak travel agent yang menawarkan paket-paket Island Hopping ke tempat-tempat seperti Maya Bay (tempat syuting film the beach-nya Leonardo di Caprio), James Bond Island (tempat syuting film James Bond jaman Pierce Brosnan), Khai Nok Island, dllnya. Harga tiap tripnya bervariasi. Tapi kebanyakan orang ambil trip Island Hopping ke Maya Bay,dkk. Untuk trip ini, di jual mulai dari harga 700 baht sampai 1200 baht. Perbedaan harga tergantung dari jenis boat yang di gunakan, kegiatan dan fasilitas yang di tawarkan dari paket tersebut.

Misal, untuk trip Maya Bay:
- Harga 700-750 baht menggunakan Big Boat alias kapal besar yang jalannya lumayan lambat. Berangkat dari pier di Phuket ke Phi Phi di tempuh dalam waktu 1,5 - 2 jam. Alat snorkeling, minuman, snack, buah dan makan buffet di sediakan di atas kapal, tapi trip ini tidak bisa turun di Maya Bay, jadi hanya melihat-lihat dari kejauhan saja. Hal ini di karenakan kapal besar tidak bisa bersandar di tepi pantai. Katanya, kalau mau singgah berjemur dan berenang di Maya Bay, kita bisa menyewa perahu kecil atau canoeing ke tepi.

- Harga 1200 baht menggunakan speed boat dengan 1/2/3 mesin. Semakin banyak mesinnya, semakin banyak muatannya. Perjalanan dari Phuket ke persinggahan pertama, hanya 40 menit saja. Kemarin, trip ini yang saya ambil. Trip ini singgah di Maya Bay. Kita bisa berjemur, berenang, foto bahkan naik ke bukit untuk melihat pemandangan. Makan siang buffet di sediakan di restoran sebuah hotel di Phi Phi. Bahkan saya sempat berjalan-jalan sebentar di pulau itu.
Alat Snorkeling, minuman, snack dan buah juga di sediakan di dalam boat juga di perhentian terakhir Khai Nok Island.  Intinya, kalau kalian sempat menginap di Phi Phi, lebih baik ambil paket trip yang pertama, yang seharga 700-750 baht. Tapi jika tidak sempat menginap seperti saya, jauh lebih baik ambil paket kedua yang lebih banyak dan lama meng-explore Phi Phi.

Setelah deal dengan Ibu pemilik travel dan penginapan itu, kami langsung check out dari hotel sebelumnya dan check in di guest house si Ibu. Kamar yang di kasih si Ibu cukup besar dengan 1 kasur ukuran king dan 1 kasur ukuran twin, 1 kulkas besar, jemuran handuk, brankas, lemari dan kamar mandi bersih dengan water heater. Harganya saaaangat terjangkau, yaitu, 800 baht/kamar/malam/3 orang. Mungkin karena kami sekaligus membeli paket trip Island Hoping dengan si Ibu.
Abis check in, kita langsung jalan-jalan ke Patong Beach. Jarak dari guest house ke tepi pantai lumayan, ngga jauh tapi ngga deket banget juga, sekitar 10 menit jalan kaki. Patong Beach sangat bersih walaupun banyak pengunjungnya. Nggak ada sampah di bibir pantainya. Entah penduduk lokal yang rajin mungutin sampah, entah wisatawannya yang menjaga kebersihan pantai, yang jelas pantai ini sangat terawat. Di sini banyak tenda-tenda dan kursi jemur yang di penuhi bule-bule. Entah berapa harga sewanya, mungkin sekitar 150-200 baht/kursi. 

Berhubung waktu kita ke Patong jam 12 siang dan panas banget, akhirnya kita ga bisa berlama-lama. Kita lanjut keliling dan menyambangi toko-toko yang jual beraneka ragam mulai dari tas, baju, bikini, topi, celana, kacamata, souvenir,dll. di tepi jalan sampai akhirnya balik istirahat ke hotel. Sorenya, kita lanjut lagi jalan-jalan sampe akhirnya singgah Hard Rock Cafe.
Ternyata besok malem, Hard Rock dan Tata Young (Penyanyi asal Thailand yang go International) mau ngadain konser sekaligus charity buat korban banjir Bangkok. Tiket yang di jual murah banget dari harga 99 baht sampe 2,999 baht dan kita beli! Lagi-lagi nothing to lose pas beli. Soalnya besok seharian kita mau Island Hopping dan takut malamnya tepar. Capek keliling-keliling, kita langsung balik hotel, istirahat persiapan fisik buat besok.




Island Hopping
Pagi-pagi jam 7 pagi kita di jemput supir van depan hotel. Antar jemput van udah termasuk dalam paket. Van ini juga menjemput beberapa orang di beberapa hotel. Jadilah kami berenam berangkat ke pelabuhan. Patong - pelabuhan yang ada dekat Phuket Town sekitar 40 menit. Sampai di pelabuhan kita harus menunggu sekitar 15 menit. Sambil menunggu kita bisa minum kopi/teh dulu.
Ngga lama akhirnya rombongan saya yang di beri label nomer 1 di panggil untuk di briefing terlebih dahulu sebelum naik ke boat. Tujuan pertama adalah Hin Klang dan Bamboo Island untuk snorkeling selama 40 menit. Airnya yang kehijau-hijaun sangat bersih dan jernih. Ikan-ikan yang mucul ke permukaan pun keliatan. Kata Ai yang suka snorkeling sih karangnya ngga bagus di sini. Tapi memang ikannya berwarna-warni.
Dari situ kita langsung ke Monkey Beach untuk memberi makan monyet. Berhubung saya takut monyet, saya berenang dan foto-foto. Singgah di sini cuma sekitar 15 menit. Dari Monkey Beach kita merapat untuk makan siang. Makanan yang di sajikan di jamin halal. Karena di Phi Phi mayoritas penduduknya muslim, termasuk yang masak.
Setelah makan siang, kita langsung ke Maya Bay. Sampai Maya Bay, ga berenti-berenti kita teriak 'gila!keren bgt!' ' ya ampun kaya kolam renang airnya!' 'biru bangeeet airnya' pokonya kita sampe heboh excited sendiri. Kita di kasih waktu 45 menit untuk nikmatin Maya Bay. Kita pergi ke atas bukit lewatin perkemahan dan tempat syutingnya si Leonardo. Dari atas bukit, kita bisa liat pemandangan dan lautnya Phi Phi yang super keren. Sisa waktu, kita pake buat berendam di laut dan foto-foto.
Dari Maya Bay kita langsung ke tujuan akhir, yaitu, Khai Nok/Khai Nai Island. Di Khai Nai Island ini juga pantainya ga kalah bagus. Bersih dan airnya tetap biru ke hijauan. Sebenarnya di sini spot snorkeling yang bagus. Konon, karang dan ikannya juga beraneka ragam dan ada ikan nemo. Berhubung cuaca sangat sangat panas, saya ngga mau snorkeling. Di Khai Nai ini banyak tenda dengan 2 kursi yang di sewakan seharga 150 baht. Kita di kasih waktu 1,5 jam untuk menikmati pulau ini. Makanan dan minuman di sini lumayan mahal. Tapi jangan khawatir, karena di sini kita tetep di kasih minum dan buah sama pemandu turnya. Akhirnya trip selesai dan kita balik ke Phuket dengan waktu 15 menit saja dari Khai Nai.




Enjoy Patong Night Life
Sesampai di pelabuhan,  ada yang jual foto kita yang di tempel dalam piring. Boleh di ambil ataupun ngga. Saya dan pacar punya tradisi ngumpulin foto-foto kaya gitu setiap pergi suatu tempat. Jadi foto kami bertiga, saya ambil. Harganya 160 baht/piring, tapi kalau ambil 2 bisa dapat 150 baht/piring-nya.
Begitu turun dari boat, supir van pun menghampiri penumpangnya masing-masing. Mereka bahkan mengingat muka kita satu per satu. Dari pelabuhan, kami tidak di antar di hotel, tapi minta di turunkan di pasar malam di Phuket Town. Pasar malam di sini isinya ga beda jauh sama di Hatyai ataupun di beberapa pasar malam lainnya yang ada di Thailand. Harganya pun ngga beda jauh sesama pasar malam lainnya. Dari pasar malam kita naik tuk-tuk ke hotel. Tuk-tuk/taxi/ojek ke Patong lumayan mahal. Rata-rata berkisar 400 baht (setelah di tawar) untuk permobil atau 150 baht per orang naik ojek. 
Sampai hotel kita langsung mandi, makan dan istirahat sebentar. Karena malam terakhir, kita kuat-kuatin untuk pergi ke konser Tata Young dan jalan-jalan. Untungnya, sampai Hard Rock, Tata Young baru nyanyi 1 lagu. Sebenernya kita ga terlalu menikmati konser itu, karna ngga begitu hafal lagunya. Tapi lumayanlah untuk eksis-eksisan.
Dari konser Tata Young, kita jalan kaki pulang. Sebenernya kita ngga sanggup banget pulang jalan kaki, tapi terpaksa karena kita udah ngga punya uang lebih buat bayar tuk-tuk. Uang kita cuma pas-pasan buat bayar ongkos van ke Hatyai besok, itupun kita ngga ada uang buat beli tiket bus ke KL. Nasib dateng dengan modal nekat, bukan modal uang.
Patong di malam hari jauh lebih ramai daripada siang hari. Dentuman lagu dari bar satu dan yang lainnya saling bersautan. Sexy dancer yang di ragukan jenis kelaminnya berlomba-lomba menari eksotis di 'etalase' kaca bar mereka untuk menarik pengunjung. Penjual baju pun berlomba-lomba teriak menjajakan dagangannya. Restoran-restoran semakin malam, semakin ramai. Supir tuk-tuk 'ngetem' di sepanjang jalan. Tapi apa daya, kami hanya bisa menikmati Patong sambil lalu saja.
Sesampainya di hotel, kami packing dan langsung istirahat. Karena besok pagi pukul 7.30 van ke Hatyai akan menjemput.

Goodbye Phuket!
Tepat pukul 7.30 pagi kami di jemput di depan guesthouse. Sambil menuju keluar Phuket, supir van menjemput beberapa orang di hotel lainnya. Isi van penuh dengan 10 orang. Oh ya, saya membeli tiket van ini seharga 500 baht per orangnya. Lumayan mahal di banding bus kelas ekonomis kemarin. Tapi demi efisiensi waktu. Semakin lama van kami semakin menjauh dan meninggalkan Phuket. Senang dan sedih rasanya. Senang karena pengalaman yang di dapat, sedih karena meninggalkan Phuket dan menyudahi liburan kami. Goodbye Phuket, and See You Very Soon!

Wednesday, May 4, 2011

Apakah US teroris sebenarnya?

'Hati-hati dengan Amerika dalam Sekejap Bisa Jadi Musuh,' Tulis Saddam Hussein kepada Raja Saudi
REPUBLIKA.CO.ID,Saddam Hussein, mantan diktator Irak dalam suratnya kepada pemimpin Arab Saudi mengakui bahwa dirinya boneka Amerika Serikat (AS). Dalam suratnya Saddam menyebutkan, Amerika yang menyatakan keinginannya untuk berkoalisi dengannya ternyata malah memanfaatkan dirinya untuk menjalankan kepentingan Washington, tulis Kantor Berita ISNAmengutip an-Nakhil.

Saddam menambahkan, 25 Juli tahun 1990 saya bertemu dengan dubes AS di Irak dan Washington melalui dubesnya ini memberikan saya lampu hijau untuk menduduki Kuwait. Dubes AS sambil tersenyum kepada saya mengatakan, kami tidak memiliki sikap soal friksi antara kamu dengan bangsa Arab seperti yang terjadi dengan Kuwait. Saya sendiri menyadari bahwa kami memiliki kepentingan yang sama.

Dalam suratnya Saddam menambahkan, awalnya saya berpendapat bahwa Washington adalah sekutu dan mitra, oleh karena itu satu pekan kemudian saya langsung menyerang Kuwait. Namun ternyata AS berpaling dan malah menyerang saya. Amerika dengan buas membakar kamp al-Imarah dan membantai wanita serta anak-anak yang berlindung di sana. Washington pun merusak total infrastruktur Irak.

Selanjutnya AS memboikot Irak dan membantai ratusan ribu anak-anak. Tahun 2003 akhirnya AS menduduki Irak dan menangkap saya. Amerika memberikan Irak kepada musuh-musuh saya. Saddam menambahkan, saya menulis surat ini untuk kamu (Raja Arab Saudi), karena kamu adalah satu-satunya pemimpin Arab yang layak menerima surat ini. Adapun pemimpin Arab lainnya jika mereka bukan menjadi boneka AS, pasti sangat memusuhi Islam.

Abdul Aziz, saya memperingatkan kamu untuk berhati-hati menghadapi AS karena kamu menyaksikan bagaimana Washington mengkhianati diriku. Meski mereka mendukung saya menyerang Iran, namun sekejap kemudian Gedung Putih berubah menjadi musuh.

Kini anda tengah bersekutu dengan AS, padahal Washington tidak serius. Kapanpun kamu bisa dicampakkan dan dianggap musuh oleh AS jika mereka menghendaki. Jika hal ini kamu teruskan maka kamu akan bernasib sama seperti saya. Sebagaimana AS membunuh saya, maka mereka pun akan melakukan hal serupa kepada kamu. Rakyat pun akan memusuhi dirimu, minyak melimpah di negerimu pun akan dikuras habis oleh mereka dan istri serta keluargamu akan dihinakan.

Surat ini saya tulis karena kamu memiliki pengaruh di kalangan pemuda, oleh karena itu dekatilah kaum muda jika musuh sewaktu-waktu datang para pemuda negerimu dapat menghadapinya. Jangan melakukan korupsi dan kebejatan lainnya, para pemuda ini adalah amanat yang diletakkan di atas pundakmu. Mereka adalah harta karun yang tidak dimiliki oleh pemimpin Arab lainnya.

Sunday, March 27, 2011

UUM Improvement

As alumni, you will be proud of when you heard that your university now is growing and improving. Many things was happened since I left them. I got these news from PPI UUM's twitter.

Here it is..  Air Asia Gets Attention of UUM !!!

Wednesday, March 23, 2011

Keep dreaming

Everyone in this world has their own passion. If someone asks me "what is your passion?", without doubtful I would say an Ambassador!



What is an Ambassador or a Diplomat meaning actually?

According to www.wikipedia.org:

diplomat is a person appointed by a state to conduct diplomacy with another state or international organization. The main functions of diplomats revolve around the representation and protection of the interests and nationals of the sending state, as well as the promotion of information and friendly relations. Diplomats are the oldest form of any of the foreign policy institutions of the state, predating foreign ministries, foreign ministries and ministerial offices by centuries.
A diplomat should be an excellent negotiator but, above all, a catalyst for peace and understanding between peoples. The role is the principal element in the peaceful relations between states because its scope ends when the fighting starts war and could, at best, act simultaneously.

Well, I dunno why since I was 10 years old I wanted to be an Ambassador. Unless like other children's dream to be a doctor, police and etc, I don't have any willing to be anyone except ambassador/diplomat. I'm sure this is unusual thing for a child with age 10. Then, to accomplish my passion, when I studied in university, I took International Affairs Management as my bachelor degree. But, by the time, I've known that to be an Ambassador was not easy as I thought. There's plenty step and levels to through before. But it doesn't matter, why we don't start to be diplomat first? ;) 

Being diplomat is one of precious job. We might involved in solving our country's problem. For me, meeting new people, negotiating with others, learning diplomacy are so much fun though. We might gain knowledge regarding the events in the Global Community, which is crucially needed to be understood to be able to conduct the perfect diplomacy in order to be able to gain and maintain national interests of Indonesia. Another thing that encouraged me to be diplomat is you will go travelling around the world a long by you have a seminar, conference, meeting and so on in several countries. :) As a people whom love travelling, being diplomat is one thing that enable you to travel for free. ;)

Before following the 'formal' test in Ministry, I'm being assigned as an internship trainee to the Secretariat of BPPK Department for four months. I have gained further knowledge regarding the Ministry of Foreign Affairs RI, such as its history, the directorates, and bodies in which it consists of, and its main duties and responsibility.  have gathered many useful experiences and knowledge there. 


I wish..one day, I'm one of Indonesian Respresentative Diplomat. amin. ;)